Postingan

Modul 1.1

Konsep Pendidikan Merdeka Ki Hajar Dewantara (refleksi modul  1.1) Tujuan pendidikan di Indonesia saat ini telah  bergeser dari arus pendidikan berbasis kompetensi kemudian bergerak menuju  kemerdekan belajar. Kita tidak perlu mencari siapa tokoh yang menginisiasi perubahan ini, namun yang harus kita cermati adalah siapakah tokoh yang menjadi inspirasi bahkan kiblat dari arah perubahan ini dan bagaimana pemikiran beliau tentang mendidik. Beliau adalah anak bangsa yang bernama Raden Mas Soewardi Soeryningrat atau yang biasa kita kenal dengan Ki Hajar Dewantara (KHD). Kita semua mengenal beliau dari semboyan  yang sudah tidak asing bagi kita kaum pendidik, yaitu  patrap tri loka :  ing ngarso sung tulodho , ing madyo mangun karso dan tut wuri handayni. Ketiga semboyan ini lahir dari pemikiran beliau bahwa mendidik adalah proses menyemai bibit bibit perdaban untuk kemanusiaan bukan menjejalkan kompetensi kompetensi baru, sehingga pendidik harus pandai mengambil posisi/peran, yaitu  k
Gambar
 halo..assalamualaikum.... apa kabar ibu ibu hebat..hope all of you stil happy and feel blessed of allah..aamiin postingan saya yg pertama ini tentang membersamai anak mengembangkan aspek kognitifnya menuju ke jenjang sekolah selanjutnya yaitu SD.  anak anak usia 6-7 adalah usia yang sudah cukup untuk belajar berhitung secara abstrak. setelah di usia 5-6 tahun anak anak belajar membilang menggunakan benda, maka usi 6-7 anak anak sudah bisa membilang jumlah benda secara abstrak maksudnya membilang tanpa melihat jumlah bendanya, melainkan hanya melihat lambang bilangannya atau angka. kesiapan membilang secara abstark ini adalah fase yg tepat untuk mengajak mereka menjumlahkan lambang bilangan.  cara yang sering kita temukan pada lembaga sekolah untuk penjumlahan dengan hasil diatas 10 adalah mengajak anak anak menjumlahkan l;ambang bilangan dengan cara bilangan pertama di simpan di mulut atau di simpan di otak. biasanya bahasanya seperti ini "7 plus 7 berapa anak anak? caranya angka